LIGAUTAMA – Arne Slot tengah menghadapi ujian terbesar sejak menjadi pelatih Liverpool. Ia harus membuat keputusan yang berpotensi mengguncang ruang ganti: mencadangkan Mohamed Salah, ikon klub selama hampir satu dekade, atau Alexander Isak, rekrutan mahal senilai 125 juta pounds yang baru datang sebulan lalu.
Kedua pemain itu, dengan segala reputasi dan pengalaman mereka, kini sedang berada dalam performa yang jauh dari harapan. Baik Salah maupun Isak belum menunjukkan kontribusi yang sepadan dengan nama besar mereka, membuat posisi mereka di tim utama semakin dipertanyakan.
Di tengah perubahan besar yang terjadi di Anfield musim panas ini, tujuh pemain masuk, tujuh keluar, dengan total pergerakan mencapai sekitar 450 juta pounds, Liverpool juga kehilangan Diogo Jota akibat kecelakaan tragis pada Juli lalu. Situasi ini membuat keseimbangan tim terguncang.
Namun di antara semua masalah itu, persoalan terbesar Slot tetap sama: berani atau tidak ia menepikan dua pemain yang selama ini dianggap tak tergantikan di mata publik dan para pendukung Liverpool.
Salah dan Isak: Dua Nama Besar yang Kehilangan Daya Ledak
Kinerja Salah dan Isak musim ini bisa dibilang mengecewakan. Dari 11 pertandingan, Salah hanya mencatat tiga gol dan tiga assist. Kontribusinya di Premier League bahkan lebih minim, hanya dua gol dan dua assist. Isak pun tak lebih baik, dengan satu gol dan satu assist dari tujuh laga sejak pindah dari Newcastle United.
Yang lebih mengkhawatirkan, keduanya juga gagal menunjukkan intensitas kerja yang dibutuhkan dalam sistem Slot. Tekanan tinggi yang selama ini menjadi identitas Liverpool kini mengendur karena lemahnya pressing dari dua pemain tersebut.
Salah memang tak pernah dikenal sebagai pemain dengan etos bertahan tinggi. Namun, selama bertahun-tahun, kekurangannya ditutupi oleh kerja keras trio Darwin Nunez, Luis Diaz, dan Jota. Kini, dengan ketiganya tak lagi di Anfield, kelemahan itu menjadi celah besar yang kian terekspos.
Slot kini dihadapkan pada fakta pahit, performa buruk dua penyerang seniornya tidak hanya soal produktivitas, tetapi juga soal intensitas dan semangat yang memudar di lapangan.
Florian Wirtz dan Masalah di Lini Serang
Masalah Liverpool tak berhenti di lini depan. Florian Wirtz, gelandang serang muda yang direkrut dari Bayer Leverkusen dengan harga 100 juta pounds, belum memberikan kontribusi signifikan. Dalam delapan pertandingan pertamanya, Wirtz belum mencatat satu pun gol atau assist.
Keterpurukan ini sebagian disebabkan oleh ketidakstabilan taktik Slot. Formasi yang berubah-ubah membuat pemain seperti Wirtz kesulitan menemukan ruang terbaiknya di antara lini tengah dan serangan. Liverpool kehilangan koneksi alami yang dulu sering tercipta antara lini tengah dan sayap.
Di sisi lain, ketidakhadiran pemain seperti Jota yang biasa membantu menekan lawan juga membuat Wirtz terisolasi. Ia sering terlihat berjuang sendirian dalam menghubungkan serangan, tanpa dukungan yang cukup dari pemain depan.
Jika Slot gagal menemukan cara memaksimalkan Wirtz, maka investasi besar itu berisiko menjadi beban baru di tengah performa tim yang semakin goyah.
Bisa masuk ke link https://shortq.link/login-ligautama
