LIGAUTAMA – Kisah perjalanan Christian Kofane menuju panggung megah Bundesliga terdengar seperti dongeng sepak bola modern. Baru empat bulan di Jerman, ia sudah merasa seperti di rumah sendiri.
Pemain yang akrab disapa “Kofi” ini datang dengan latar belakang yang unik. Ia melompat drastis dari divisi dua Spanyol menuju level elit Eropa.
Adaptasinya terbilang kilat meski baru menginjakkan kaki di Benua Biru kurang dari dua tahun lalu. Gol-gol indahnya mulai menjadi buah bibir di Jerman.
Di balik senyum ramahnya, tersimpan cerita menarik tentang takdir dan kerja keras. Salah satunya adalah fakta kocak tentang logo klub masa kecilnya.
Gabung Leverkusen itu Takdir
Ada satu kebetulan aneh yang mungkin tak banyak orang tahu. Klub terakhir Kofane di kampung halamannya bernama AS Nylon.
Uniknya, logo klub tersebut ternyata sangat mirip dengan logo Bayer Leverkusen saat ini. Kofane sendiri awalnya tidak menyadari kemiripan tersebut.
Namun seiring waktu, ia sadar bahwa ini mungkin adalah pertanda dari takdir. Simbol singa pada logo tersebut dimaknainya sebagai kekuatan.
“Sangat lucu. Awalnya saya tidak sadar, tapi lama-kelamaan saya sadar, logonya sama. Itu takdir,” ujar Christian Kofane sambil tersenyum.
Misteri Julukan Falcao
Selain nama panggilan Kofi, ia ternyata punya julukan mentereng saat masih kecil. Orang-orang di lingkungannya sering memanggilnya dengan nama “Falcao”.
Banyak yang mengira julukan itu karena ia mengidolakan striker legendaris Kolombia tersebut. Namun, faktanya ternyata jauh lebih sederhana.
Nama itu diberikan sembarangan oleh anak-anak yang lebih tua di lingkungannya. Kofane kecil hanya bisa pasrah menerima panggilan tersebut.
“Tidak, orang-orang yang lebih tua di lingkungan itu yang memberi saya julukan itu. Saya menerimanya saja,” kenangnya.
Bisa masuk ke link shortq.link/login-ligautama
